Beranda | Artikel
Khotbah yang Menggelisahkan
Senin, 30 April 2012

 Sebuah kenyataan yang sangat merisaukan pada hari-hari ini, banyak para da’i yang seakan-akan mereka di atas ilmu akan tetapi materi dakwah mereka dipenuhi dengan celaan terhadap pemimpin. Dengan mudahnya mereka mengumumkan kesalahan-kesalahan pemimpin dan dengan rasa senang hati mereka menyebarkan aib-aib para pemimpin supaya kaum muslimin mengetahui kejelekan-kejelekan yang dilakukan oleh pemimpinnya. (Redaksi, www.khotbahjumat.com)

***

Khotbah Yang Menggelisahkan

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَلاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ

KHUTBAH PERTAMA

Kaum muslimin sesungguhnya nikmat yang paling agung yang diberikan kepada kita, adalah nikmat iman dan nikmat berjalan di atas sunah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena sesungguhnya dua nikmat ini, hanya diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang mau bersungguh-sungguh mengikuti sunah Rasul-Nya yaitu dengan menuntut ilmu syar’i yang bersumber dari Alquran dan sunnah dengan pemahaman salaful ummah.

Mengamati realitas para da’i pada zaman kita sekarang ini, alhamdulillah semangat untuk menyeru kepada Islam sangat banyak sekali, akan tetapi sangat disayangkan –wahai saudaraku– betapa sedikitnya da’i yang berdakwah dengan ilmu dan metode yang dilandasi dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan fatwa-fatwa para ulama baik dari kalangan sahabat nabi maupun ulama-ulama rabbani setelah mereka. Semoga di kemudian hari akan lahir generasi yang menyeru umat agar kembali kepada Islam dengan berlandaskan ilmu dan dengan cara yang penuh hikmah.

Kaum muslimin rahimakumullah

Sebuah kenyataan yang sangat merisaukan pada hari-hari ini, banyak para da’i yang seakan-akan mereka di atas ilmu akan tetapi materi dakwah mereka dipenuhi dengan celaan terhadap pemimpin. Dengan mudahnya mereka mengumumkan kesalahan-kesalahan pemimpin dan dengan rasa senang hati mereka menyebarkan aib-aib para pemimpin supaya kaum muslimin mengetahui kejelekan-kejelekan yang dilakukan oleh pemimpinnya.

Wahai saudaraku, perhatikanlah sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang berkaitan dengan hak para pemimpin yang wajib ditunaikan oleh para nasihat.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa yang ingin menasihati para pemimpin, maka janganlah menampakkan pembicaraan dengan di hadapan khalayak, tapi hendaklah ia menggandeng tangannya dan menyendiri dengannya maka jika dia menerimanya (itulah kebaikannya) dan jika tidak maka sungguh dia telah menunaikan kewajibannya dan telah memenuhi hak pemimpinnya.” (HR. Hakim 3:290 dan Ahmad 3:404)

Hadis yang mulia ini telah dipraktikkan oleh generasi pertama dari umat ini dan para ulama yang berpegang teguh dengan kitab dan sunnah. Lalu di manakah posisi kita di antara barisan mereka? Jangan sampai kita mengambil ilmu agama ini dari orang-orang yang tidak faham terhadap agamanya sendiri.

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati Allah

Karena perbuatan da’i-da’i yang tidak bertanggung jawab tadi, maka bermunculanlah dampak-dampak negatif yang tidak diinginkan oleh agama kita yang mulia ini. Di antaranya berupa pembangkangan sebagian kaum muslimin terhadap pemimpin mereka sehingga kaum muslimin terpecah menjadi beberapa kelompok.

Wahai saudaraku kaum muslimin rahimakumullah dengarkanlah petuah-petuah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah beliau sampaikan untuk umatnya pada 14 abad yang silam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Wajib atas muslim untuk mendengar dan taat kepada hal-hal yang disukai maupun yang dibenci. Selama tidak diperintah dalam hal kemaksiatan dan jika diperintah dalam hal kemaksiatan maka tidak boleh mendengar dan taat.” (HR. Bukhari, no.2955 dan Muslim, no.1839)

Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

Barang siapa yang membenci sesuatu yang dilakukan pimpinannya maka hendaklah bersabar, karena sesungguhnya barang siapa yang keluar sejengkal saja dari (ketaatan kepada) pemimpin, maak sungguh matinya seperti matinya orang-orang jahiliyyah.” (HR. Bukhari, no.7054 dan Muslim, no.1849)

Dan masih banyak sekali hadis-hadis yang memerintahkan kita untuk mentaati pemimpin kita, meskipun mereka adalah pemimpin yang zalim yang selalu membuat kerusakan di muka bumi ini.

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah

Ada suatu pelajaran dari kisah yang sangat mengharukan datang dari Imam ahlus sunah Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Beliau bersungguh-sungguh untuk mempraktikkan nasihat-nasihat dari nabi yang tertuang dalam hadis-hadis di atas. Beliau dicambuk, dibelenggu dengan rantai dan dipenjara bertahun-tahun lamanya karena mempertahankan aqidah bahwa Alquran kalamullah bukan makhluk. Aqidah ahlus sunah wal jamaah, aqidah yang murni yang diambil dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa Alquran adalah kalamullah dan bukan makhluk. Namuan demikian Imam Ahmad bin Hanbal bersabar dan selalu taat kepada pemimpinnya dan tidak melakukan perlawanan. Lebih dari itu beliau tetap menasihati kaum muslimin untuk selalu taat kepada pemimpinnya dan sabar atas cobaan yang menimpa mereka dengan mengatakan,

“Jangan kalian memecah belah ketaatan (terhadap pemimpin kalian) bersabarlah kalian.

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah.

Inilah salah satu contoh adab seorang ulama kepada pemimpinnya, semoga Allah memberikan rahmat yang luas kepada Imam Ahmad bin Hanbal karena beliau telah memberikan suatu tauladan yang sangat baik untuk umat ini.

Maka dari itu, hednaknya kita meneladani para ulama kita karena ilmu mereka yang luas dan dalam. Mereka lebih mengetahui ilmu agama dan lebih berani dalam melaksanakan amar makruf nahi munkar. Karena kedalaman dan keluasan ilmu dan pandangan mereka, maka mereka memilih bersabar atas cobaan yang menimpa mereka dari pada menyelisihi perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wahai saudarau, resapilah dan teladanilah sikap Imam Ahmad yang penuh hikmah tadi selanjutnya marilah kita jadikan bahan introspeksi, supaya kita semua berada dalam satu barisan, tidak bercerai-berai. Dan janganlah kita tertipu dengan kelihaian para da’i dan khatib dalam berbicara karena sesungguhnya kita berada pada suatu zaman yang jumlah orang-orang berilmu sedikit, sebaliknya, jumlah da’i dan khotib yang pandai berbicara sangat banyak, sebagai mana yang telah dikatakan oleh sahabat yang mulia Abdulloh bin Mas’ud:

Sesungguhnya kalian berada pada suatu zaman yang banyak ulamanya dan sedikit para juru khutbahnya dan sungguh setelah kalian akan ada suatu zaman yang banyak para juru khutbahnya dan sedikit ulamanya.”

وَفَّقَنـِيَ اللهُ وَإِيَّاكُمْ لِأَدَاءِ الْأمَانَةِ وَحَمَانَا جَمِيْعًا مِنَ الْإِضَاعَةِ وَالْـخِيَانَةِ وَغَفَرَ لَنَا وَلِوَلِدِيْنَا وَلِـجَمِيْعِ الْـمُسْلِمِيْنَ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْـحَمْدُ لِلهِ الَّذِي وَعَدَ مَنْ حَفِظَ الْأمَانَةَ وَرَعَاهَا أَجْرًا جَِزيْلاً، وَتَوَعَّدَ مَنْ أَضَاعَهَا وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا وَبِيْلا، أَحْمَدُهُ عَلَى جَزِيْلِ نِعَمِهِ، أَشْكُرُهُ عَلَى تَتَابُعِ إِحْسَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، حَثَّ عَلَى أَدَاءِ الْأَمَانةِ وَحَذَّرَ مِنْ الْـخِيَانَةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وعَلَى آلِهِ وأَصْحَابِهِ وسَلَّمَ تَسْلِيْمًا، أَمّا بَعْدُ:

Ma’asyiral muslimin, sidang shalat Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Jika kita harus selalu taat dan bersabdar atas perlakuan pemimpin terhadap diri kita, lalu bagaimana cara yang benar untuk menasihati para pemimpin yang terjerumus dalam kesalahan!? Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya Islam adalah agama yang telah sempurna yang tidak didapati di dalamnya kekurangan sedikitpun dna tidak didapati pula di dalamnya suatu permasalahan kecuali Islam telah mambahasnya. Islam mengajarkan adab-adab yang berkenaan dengan masalah yang kita anggap sepele, lalu bagaimana dengan permasalahan yang sangat agung ini, permasalahan yang berkaitan dengan kemaslahatan (kebaikan) umat. Seperti halnya dengan kepemimpinan, tentu saja Islam memberikan perhatian ekstra dan membahasnya secara detail, tidak ada kekurangan di dalamnya.video islami cahaya

Wahai saudara-saudaraku, Islam telah mengajarkan kita cara yang benar dalam menasihati para pemimpin yang terjerumus dalam kesalahan yaitu dengan mendoakan mereka dengan kebaikan dan keistiqomahan dalam agama. Selalu berusaha memperingatkan mereka dari kesalahan-kesalahan dengan cara yang sangat rahasia supaya tidak diketahui oleh khalayak. Ada kalanya dengan mengajak mereka berbicara empat mata atau mengirim surat kepada mereka atau semisalnya dari bentuk nasihat yang rahasia.

Rasulullah bersabda,

Barangsiapa yang ingin menasihati para pemimpin maka janganlah menampakkan pembicaraan dengan di hadapan khalayak, tapi hendaklah ia menggandeng tanganna dan menyendiri dengannya maka jika dia menerimanya (itulah kebaikannya) dan jika tidak maka sungguh dia telah menunaikan kewajibannya dan telah memenuhi hak pemimpinnya.” (HR. Hakim 3:290 dan Ahmad 3:404)

Dan cara seperti inilah yang telah dipraktikkan oleh para ulama kita. Alangkah indahnya apa yang telah dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal,

Andai saja kami memiliki suatu doa yang terkabulkan, niscaya kami akan berdoa denagnnya untuk kebaikan para pemimpin.”

Begitulah para pendahulu kita dari kalangan orang-orang shalih, sungguh mereka telah memberikan suri tauladan yang baik bagi kita. Tentunya kewajiban kita sebagai generasi yang datang setelah mereka adalah meneladani mereka dan mengikuti jejak yang telah mereka tempuh karena mereka adalah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga Allah merahmati Imam Malik bin Anas, yang telah mengatakan,

Tidak akan baik akhir umat ini kecuali sebagaimana apa yang membuat baik pada awalnya.”

Sungguh betapa benarnya ucapan beliau yang mulia ini. Akhirnya kita memohon kepada Allah supaya memperbaiki para pemimpin kita dan rakyatnya, serta menjadikan antara keduanya saling sayang-menyayangi.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Download Naskah Materi Khutbah Jum’at

[download id=”101″]

Info Naskah Khutbah Jum’at

Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi 10 Tahun 6, Jumada Ula 1428 H
Kata kunci: celaan,pemimpin

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial
  • Keterangan lebih lengkap: Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur
Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/1078-khotbah-yang-menggelisahkan.html